Rabu, 06 Juni 2018

Kangen.

Kangen.


Hal itu sih yang bikin gue uring-uringan gajelas hari ini. Iya, gue kangen. Januari lalu semuanya terasa indaaah banget, ibarat LDR-an. Parah sih ini ga kerasa banget udah waktunya mau pulang lagi ya? Berharap banget bisa terluangkan waktunya, tapi ya gimana ya. Ga ada yang bisa terluangkan kalau bukan karena acara itu, daaaannn gue sangat menunggu-nunggu acara itu diadakan lagi. Tapi, Januari tahun depan bisa ikut nggak ya?


Photograpnya Ed Sheeran kembali lagi.
Setelah sekian minggu lagu ini ga pernah terdengar. Hari ini gue play lagi karena lagi kangeeeeeennn banget. Yash! This is the real of me. I'm back, dan gue senang bisa kembali.



-897km 
Share:

Sabtu, 02 Juni 2018

Bogor, Kota Hujan?

Bogor.
Kota yang mungkin orang lain bilang, kota hujan.
Menurut gue enggak juga,
Karena frekuensi hujan Bogor dan Bekasi sama aja atau mungkin karena cuaca ekstrim yang terjadi di dunia sekarang sehingga sebutan Bogor kota hujan mulai runtuh.

Bagi gue, Bogor adalah kota beriman. HAHAHA. Gue selalu menyimpulkan ini dari awal gue kuliah di Bogor. Kenapa gue bilang begitu? Karena kalau kalian tau, jam sembilan aja nih, udah sepi banget di sekitaran kampus. Kalo di sekitaran yang lain gimana? Jam sepuluh deh, itu udah mirip-mirip kota mati. Apalagi jam 12. Bahkan, salah satu tempat makan junkfood yang kalo di Bekasi bener-bener 24 jam, di sini jam 12 aja udah sepi dan hampir mau tutup. Padahal tulisannya buka 24 jam.
Itu sih yang gue alami di semester dua ini. Karena emang semester dua ini gue mulai keluar malem, entah untuk hal yang penting atau bahkan untuk hal yang nggak penting.

Kota Bogor mungkin udah mulai nakal, karena dia udah mulai menyimpan beberapa memori berharga di hidup gue. Udara malam Bogor yang dingin, menyimpan banyak kenangan buat gue.
Terima kasih untuk orang-orang yang udah membuat udara malam Bogor terasa penuh kenangan untuk gue.

Kalian tau? Di tanggal 2 Juni 2018 ini gue mulai merasa dan mulai berpikir bahkan resah gue takut kehilangan kalian. Gue mulai nyaman sama kalian.
Ini yang gue gasuka dari rasa nyaman, karena terdapat rasa takut kehilangan di dalamnya. 
Share:

Minggu, 22 April 2018

A little piece reminder for you, Din.

Ngepas di tanggal 22 di jam 2:22 AM.
Diri gue yang positif berkata.

Kalau seandainya di masa depan nanti kamu menyesal, merasa ingin menyerah, baca tulisan ini ya.

Tulisan ini aku ketik buat kamu nantinya.
Ingat perjuangan kamu tengah malam untuk mengeluh, berdoa dan memohon padaNya sampai kamu nangis seunggukan? Ingat gimana rasanya kamu melawan kantuk, mata yang perih menatap laptop di jam 2 atau jam 3 pagi sampai subuh, sampai kamu berangkat ke sekolah meskipun semangat kamu untuk sekolah sudah luntur? Kamu ingat? Gimana depresinya kamu memikirkan masa depan kamu, kamu mau kuliah dimana? Ingat bagaimana kamu setiap harinya men-sugesti diri kamu biar ga ke swasta? Ga nyusahin orang tua kamu? Ingat bagaimana rasanya ditolak berkali-kali? Sampai kamu takut, trauma hanya sekedar membuka pengumuman setiap test yang kamu ikuti.

Ingat ga? Dari 798 ribu orang kamu 1 di  antara 200 ribu orang yang keterima. Ingat ga? Gimana terkejutnya kamu melihat pengumuman SBMPTN ternyata kamu ga jadi masuk swasta? Ingat ga? Waktu itu buka puasa kamu cuma minum teh, langsung menyelos sholat, dan berbalut mukena yang kamu pakai, kamu buka pengumuman itu setelah itu kamu histeris karena saking gapercayanya? Ingat ga gimana sulitnya kamu minta izin ke mama hanya untuk kuliah? Ingat ga pesan ayah untuk selalu menjaga sholat kamu dimanapun kamu berada? Ingat juga gaa? Ketika kamu mau daftar ulang pesan mama kamu apa? Sholat.

Kamu udah berjuang, nikmati segala perjuangan kamu. Kalo kamu merasa kamu jenuh, merasa kehilangan. Percayalah, nanti ada sesuatu yang membuat kamu kembali semangat. Yang kamu perlukan hanya ingat Tuhan kamu. Dekatkan diri sama Tuhan kamu.
Kalau emang takdir ada yang bisa berubah dengan kamu merubahnya, bukannya kamu udah melawan kehendak Allah?

Terima apa yang udah Allah kasih. Percayalah itu yang terbaik, kamu bisa melaluinya. Karena ketika kamu bersyukur, maka Allah bakalan nambah nikmat kamu. Jadi, jangan kufur nikmat ya, Din. Semangat!!:)


Bekasi, 22 April 2018
2:22 AM


Share:

Sabtu, 03 Maret 2018

Heu.

Semenjak semester dua bermula, gue merasa semester dua ini lebih berwarna. Gue lebih mudah terombang - ambing sama segala hal dan rasanya, semester dua ini mulai banyak hal yang di semester sebelumnya belum terjadi. Akhir - akhir ini gue terlalu banyak dilemanya, ketika gue ingin bertahan ada aja hal yang membuat gue mencoba untuk pergi lagi. Sebelumnya, hal yang membuat gue ingin bertahan itu karena orang - orang yang selalu mencoba membuat gue merasa harus bersyukur akan segala hal yang ada. Tapi, ketika gue mulai nyaman akan hal yang ada itu, adaaa aja hal lain atau orang lain yang membuat gue goyah. Terkadang, gue merasa paling beruntung di antara mereka yang menyemangati gue, yang membuat gue bertahan. Tapi, di sisi lain, gue merasa gue bener - bener harus pergi dan mencoba hal lain yang lebih membuat gue merasa berjalan di atas jalan tol yang tanpa liku di setiap sudutnya. 

Di balik hari - hari gue yang mencoba untuk bertahan, ada juga hari dimana gue merasa di atas awan atau mungkin bahasa lain yang lebih puitisnya kaya there's butterflies in my stomach gitu. Hm. Gimana ya gue menceritakannya? Yaudah deh intinya gitu. 
Jadi intinya gue sedang dilema apakah gue harus bener-bener pergi atau gue tetap bertahan. Padahal sebelum semester dua dimulai, tekad gue udah mantap banget buat pergi, tapi kenapa ketika di tengah jalan gini gue harus dilema gini sih? 
Share: