Sabtu, 26 Agustus 2023
Rabu, 02 Agustus 2023
happy birthday, leo.
sebenernya hari ini bukan hari yang membahagiakan buat aku pribadi, entah kenapa minggu ini meski baru hari rabu tapi udah berasa menguji banget but today is his birthday and he said that he's happy, grateful on his birthday today. even he can't sleep tonight because he's very happy.
rasanya aku denger dia bilang kaya gitu bikin aku ngerasa aku ikutan happy. meski ke-happy-an itu bukan hal yang seharusnya aku rasakan hari ini atau minggu ini.
Kamis, 20 April 2023
moon.
Sabtu, 31 Desember 2022
Kamis, 02 Juni 2022
Something New.
Cara Allah menjawab doa hambanya memang selalu di luar dugaan.
Penampakan playlist bulan Mei |
Rabu, 23 Maret 2022
monolog
Tanggal 23 Maret 2022 ini rasanya aneh.
Sudah mencapai batas ambang rindu yang ada. Selama ini selalu ditahan dan dipendam, kini meledak tak kira-kira dan terus membara. Bikin uring-uringan.
Sadar diri harusnya diperkuat lagi, karena kata mas Tulus di lagu barunya,
Begitu banyak yang sama di latar mereka, dikira tak akan ada kendala dan semua akan mudah. Nyatanya apa? Tetap berpisah, apalagi aku dan dia yang jelas semua berbeda.
Aku ulangi, ya.
Begitu banyak yang sama aja tidak bisa membuat mereka bersama, apalagi aku dan dia yang jelas berbeda?
Hanya bisa berharap semoga waktu bisa menyembuhkan ini, meskipun aku tak tau sampai kapan. Tau? Saking rindunya, beberapa hari ini aku selalu berharap aku bisa bertemu dia dimanapun aku berpijak.
Tapi kembali lagi seperti kata mas Tulus, perjalanan yang membawa pertemuan mereka saja tidak bisa menyatukan mereka. Kali ini sama seperti kisahku, aku dan dia hanya bertemu secara tidak sengaja dan tidak bisa bersama.
Halo, Aku! Ingat ya, aku harus melanjutkan perjalanan hidupku dan dia harus melanjutkan perjalanan hidupnya.
Jadi untuk Aku, ayo kembali ke kenyataan. Gapapa rindu, tapi tolong jangan berlebihan. Sesuatu yang berlebihan itu ga baik.
Ucapkan hati-hati di jalan untuknya, ya?
------
Revised
Setelah curhat malam dengan Sang Pencipta, akhirnya uring-uringan rasanya hilang. Bintang 5!
Sabtu, 19 Maret 2022
Our Beloved Summer on 22!
Ternyata sudah bulan ketiga dari tahun 2022. Jadi, haloo!
Halo diary Adinda yang sesekali ditengok dan dituangkan dalam bentuk tulisan. Sebenarnya sudah dari kapan-kapan hari ingin mencurahkan semua kisah di umur 22 tahun ini. Yaaa, baru 5 bulan menginjak umur 22 tapi rasanya udah luar biasa banget. Awal bulan di umur 22 sudah diuji berbagai rintangan yang aku rasa itu cukup berat dan pertama kali di hidup aku untuk merasakan hal tersebut, tapi alhamdulillah aku melaluinya.
Tiba-tiba bingung mau bilang apa, tapi akhir-akhir ini lagi mensyukuri nikmat adanya teman. Iya, teman. Tanpa aku sadari ternyata alhamdulillah aku dikelilingi banyak teman baik yang menurut aku mereka muncul di saat-saat yang selalu tak terduga. Mau cerita tentang salah satu temanku SMA dulu ya,
"Kamu MIA 1? Besok mau duduk bareng sama aku ngga?"
Pertanyaan sederhana dari orang asing yang kini menjadi teman, alhamdulillah sampai sekarang masih bermain bersama dan berbagi kisah bersama. Namanya Syifa. Saat itu aku mencari-cari namaku di kelas IIS atau IPS yang ternyata ada di MIA atau IPA. Pertanyaan yang Syifa lontarkan menjadi awal dari aku temanan dengan Syifa. Kelas 10 kami selalu bersama, jujur anaknya pendiam banget dulu. Kelas 11 kami pisah kelas, tapi setiap pagi dia selalu nyamperin aku ke kelas aku yang beda gedung sama gedung kelasnya. Dia selalu nyamperin aku ke kelas bersama temanku satu lagi namanya Irene. Waktu kelas 11, aku sama Syifa punya satu topik yang "mungkin" sampai sekarang di umur kami yang udah 22 tahun masih selalu jadi topik yang seru untuk kami bahas. Jujur sih, topik tersebut sangat mewarnai kisah SMA aku dan Syifa pun juga mengakui kalau topik tersebut juga mewarnai hari-hari dia. Hari ini aku ketemu Syifa dan kami sempat melewati jalan sekolah kami, dan kami flashback kalau tiap pulang sekolah, even kelas kami berbeda aku selalu pulang sama dia dan setiap pulang sekolah kami selalu membahas topik itu. SERU BANGET! dan ngakak banget juga kalau diingat-ingat. Eh, sampai sekarang juga masih suka dibahas sih, hehehe.
Kadang masih ngga nyangka kalau aku udah temanan sama Syifa udah 8 tahun and still counting ga sih? Aamiin. Pas masa aku merasakan ujian di umur 22 kemarin untuk pertama kalinya, Syifa juga andil menyemangatiku dan menurutku ada kata-katanya yang aku selalu ingat dari saat itu sampai sekarang, kalau semua kesulitan yang dilalui sekarang, pasti akan selesai. Kan kita suka lupa ya, kalau itu semua akan selesai. Udah dua minggu ini ketemu Syifa di hari sabtu dan kami selalu berbincang betapa kagetnya kami kalau kami udah 22 tahun, bukan siswi SMA lagi.
"Lambat laun semua akan merasakan, semua akan punya kesulitannya masing-masing. Tugas kita sebagai teman hanya bisa saling menyemangati satu sama lain, meski kita ngga selalu 24 jam bersama. Jangan lupa untuk selalu berterima kasih dengan diri sendiri, selalu ingatkan untuk makan cukup karena semua akan selesai jika waktunya memang sudah usai."
----
Teman selanjutnya yang akan aku bahas dan sering aku kenalkan akhir-akhir ini adalah Pelangi. Dia teman pertama aku di kampus. Jujur, aku ketemu sama dia ngga sengaja. Berawal aku yang nanya ke menfess di twitter tentang alur daftar ulang kampus, kemudian kesamaan kami yang berturut-turut ada, sampai ngekos 2 tahun sekamar sama Pelangi.
Aku pernah bilang, salah satu yang aku syukuri dari kehidupan kuliah itu adalah aku punya teman kosan seperti Pelangi, Opi dan Nadira. Hiruk pikuk kehidupan kampus yang dimana kita juga belajar menjadi dewasa di sana, kadang kita tetap butuh rumah untuk pulang dan beristirahat. Bagiku, rumah adalah tempat aku pulang dan tidak melibatkan kehidupan "complicated" aku di sana. Rumah, tempat singahku di Bogor ya kosanku. Ketika aku sampai kosan, aku senang saat malam berbincang ringan dengan Pelangi, atau kalau Pelangi belum pulang biasanya aku ke kamar Opi sambil nunggu makanan yang aku titipkan lewat Nadira, teman sekamar Opi.
Jujur, aku kadang kangen suasana kosan dimana biasanya kalau aku pulang ada Pelangi yang bergulat dengan laptopnya, kemudian setelah aku selesai mandi, sesi bincang kecil akan dimulai. Entah dimulai dari sekedar obrolan nasi goreng depan kosan, bahkan sampai keadaan dimana aku sama Pelangi nyetel lagu galau padahal gatau galau kenapa. Ketawa banget ingetnya! Hahahaha.
Salah satu keputusan yang sempat aku sesali dari masa kuliahku yaitu keputusan dimana pas menuju semester 7 aku dan Pelangi sama-sama mengambil keputusan untuk pisah kamar kosan, bahkan pisah kosan kali ya. Soalnya aku memang pindah kosan. Jujur, aku menyesalinya banget meskipun ternyata ada kondisi pandemi. Malam itu, aku dan Pelangi berbincang kecil seperti biasa dan tiba-tiba kami membahas untuk pisah kosan karena kami pikir ketika kami pengen skripsian itu kondisi dimana kami butuh ketenangan satu sama lain. Padahal itu salah, guys.
Kenapa salah? Karena pas aku penelitian dan tiap pulang dari lab tuh rasanya butuh teman untuk berbagi kisah juga, dan aku sadar ternyata di kondisi kita skripsian memang kita butuh ruang untuk sendiri tapi lebih butuh lagi teman di samping kalian yang seenggaknya bisa nemenin kalian atau berbagi kisah sama kali, ya karena kita makhluk sosial. Meskipun tanpa pindah kosan pun, karena ada pandemi tetep aja aku dan Pelangi nanti ujungnya ga sekosan. Tapi menurutku, itu keputusan yang cukup salah.
Samapi akhirnya setelah sekian lama aku dan Pelangi ngga ketemu, Pelangi ngechat aku dan kami jadi saling bertukar kabar lagi bahkan sampai sekarang. Ohiya, kemarin Pelangi membuatkan rangkaian kata untuk aku, aku juga sbenernya udah mau nulis tentang dia dari sebelum dia mengirim itu, tapi, dia duluan. Yaudah gapapa, aku akan simpan screenshotnya di sini!
Minggu, 19 Desember 2021
Akhir Tahun.
Rabu, 18 Agustus 2021
Halooooo, Dunia!
Selasa, 02 Februari 2021
Tingkat Empat!
Halo! Long time no see. Udah lama banget nggak ngetik kayak gini, sepertinya udah setahun deh?
Gak kerasa banget udah tingkat 4, udah semester 8, udah mikirin skripsian. Jujur, di masa ini emang penting banget buat bisa berdebat dengan diri sendiri dan harus bisa keluar dari zona nyaman. Harus berani, gak boleh banyak takutnya, yang penting jalan dulu. Semuanya harus digapapain, harus dioptimisin. Pertama kali bahas skripsi sama dosen gue itu sekitar bulan Juli, kemudian running proposal bulan Agustus. Emang bener-bener berdebat sama diri sendiri, nentuin moodnya, belum lagi waktu itu lagi ngurusin acara BEM yang terakhiran banget. Jadi fokusnya ke sana dulu. Sampailah di tanggal 1 Desember untuk sidang komisi dan terus berlanjut sampai sekarang menyiapkan bahan-bahan penelitian.
Semoga aja semuanya dipermudahkan sama Allah. Nggak kerasa banget, gue mulai nulis di blog ini tuh jaman gue SMA, jaman gue keterima SBMPTN dan sekarang gue udah tingkat akhir?
Sebenernya dari kemarin mau banget ngetik, mau cerita di sini melalui tulisan tapi waktunya nggak pernah pas.
Tapi, rasa tingkat akhir itu luar biasa, mulai dari diri sendiri, tentang teman, tentang penelitian sendiri, tentang dosen pembimbing, tentang bagaimana perjuangan untuk mendapatkan gelar ini tuh bener-bener berwarna. Mengalami yang sebelumnya belum pernah terjadi. Pengen cerita banyak, tapi bingung kayak gimana ceritanya. Nanti aja deh ya kalau ceritanya udah lebih banyak lagi.
Bismillah, Adinda bisa ya!
Bogor, 2 Februari 2021.
Senin, 09 September 2019
Tingkat Tiga!
Rabu, 06 Juni 2018
Kangen.
Hal itu sih yang bikin gue uring-uringan gajelas hari ini. Iya, gue kangen. Januari lalu semuanya terasa indaaah banget, ibarat LDR-an. Parah sih ini ga kerasa banget udah waktunya mau pulang lagi ya? Berharap banget bisa terluangkan waktunya, tapi ya gimana ya. Ga ada yang bisa terluangkan kalau bukan karena acara itu, daaaannn gue sangat menunggu-nunggu acara itu diadakan lagi. Tapi, Januari tahun depan bisa ikut nggak ya?
Photograpnya Ed Sheeran kembali lagi.
Setelah sekian minggu lagu ini ga pernah terdengar. Hari ini gue play lagi karena lagi kangeeeeeennn banget. Yash! This is the real of me. I'm back, dan gue senang bisa kembali.
-897km
Sabtu, 02 Juni 2018
Bogor, Kota Hujan?
Kota yang mungkin orang lain bilang, kota hujan.
Menurut gue enggak juga,
Karena frekuensi hujan Bogor dan Bekasi sama aja atau mungkin karena cuaca ekstrim yang terjadi di dunia sekarang sehingga sebutan Bogor kota hujan mulai runtuh.
Bagi gue, Bogor adalah kota beriman. HAHAHA. Gue selalu menyimpulkan ini dari awal gue kuliah di Bogor. Kenapa gue bilang begitu? Karena kalau kalian tau, jam sembilan aja nih, udah sepi banget di sekitaran kampus. Kalo di sekitaran yang lain gimana? Jam sepuluh deh, itu udah mirip-mirip kota mati. Apalagi jam 12. Bahkan, salah satu tempat makan junkfood yang kalo di Bekasi bener-bener 24 jam, di sini jam 12 aja udah sepi dan hampir mau tutup. Padahal tulisannya buka 24 jam.
Itu sih yang gue alami di semester dua ini. Karena emang semester dua ini gue mulai keluar malem, entah untuk hal yang penting atau bahkan untuk hal yang nggak penting.
Kota Bogor mungkin udah mulai nakal, karena dia udah mulai menyimpan beberapa memori berharga di hidup gue. Udara malam Bogor yang dingin, menyimpan banyak kenangan buat gue.
Terima kasih untuk orang-orang yang udah membuat udara malam Bogor terasa penuh kenangan untuk gue.
Kalian tau? Di tanggal 2 Juni 2018 ini gue mulai merasa dan mulai berpikir bahkan resah gue takut kehilangan kalian. Gue mulai nyaman sama kalian.
Ini yang gue gasuka dari rasa nyaman, karena terdapat rasa takut kehilangan di dalamnya.