Minggu, 01 Mei 2016

Diary of An Ugly

Kita harus bersyukur sama apa yang udah dikasih sama Allah. Kita harus terima apa adanya. Inilah kita. Ini gue. Ini diri gue. Gue harus terima. Syukur-syukur masih punya dua mata yang masih bisa melihat, hidung yang masih bisa menghirup oksigen, telinga yang masih bisa mendengar, dua tangan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya.


Film Diary Of An Ugly mengajarkan gue banyak hal juga layaknya film 3 Idiots. 
Meskipun wajah lo nggak kaya apa yang lo mau, lo nggak cantik, tapi percayalah. Dibalik semua itu bakalan ada sesuatu yang baik menanti lo karena lo udah bersyukur sama apa yang Allah kasih. 


Di film ini juga ada dialog dimana Ayahnya Cross bilang kalau kita itu harus menghargai apa yang orang lain miliki. Kalau pun itu nggak berharga buat kita, tapi siapa tau barang itu berharga buat orang lain. Jadi jangan suka menghancurkan, iseng atau apapun itu sama barang milik orang lain. Karena itu dapat menyakiti orang tersebut. Emangnya lo mau, kalau seandainya barang berharga lo itu diambil sama orang lain? Nggak kan?





Wah. Film ini lumayan bikin gue terharu sama perjuangannya Chad yang jatuh cinta sama Lory tapi nggak pernah nyerah, sampai Lory mau nerima cintanya. Tentang Eya yang selalu semangat menjalani hidupnya, dia bahkan rela jadi maidnya Cross demi kebutuhan hidupnya, karena orang tuanya udah meninggal, jadi dia harus mandiri.


Film ini juga mengajarkan kalau kita harus siap sama realita kehidupan. Kita nggak boleh terus-terusan terjebak sama apa yang namanya dunia mimpi, atau comfort zone. Karena terkadang apa yang kita dapatkan itu nggak sesuai sama apa yang kita inginkan.





Mendekati ending nih, 






Kata-katanya Cross di pesta topeng. Ugh.








Finally! Eya sama Cross taken. Yay!


Two thumbs lah.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar